Tema
: Kepuasan pelanggan
Pengarang : Rony
Ika Setiawan
Penerbit : Lemabaga penelitian dan pengabdian
masyarakat
Tahun :
2009
Judul : Analisis persaingan dan pengelompokan posisi
merk sabun mandi cair terhadap persepsi masyarakat di
kota Blitar
LATAR BELAKANG
Latar Belakang Industri sabun mandi di Indonesia
mengalami pertumbuhan yang relatif cukup besar, seiring dengan meningkatnya
konsumsi sabun mandi karena kesadaran masyarakat akan kebersihan, dengan
semakin tingginya tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi. Industri sabun
mandi di Indonesia tercatat sampai dengan Januari 2003 adalah 82 perusahaan
sabun mandi. Total produksi sabun mandi di tahun 2003 adalah 192,6 ribu ton,
meningkat sebesar 31,2% (Harian Kompas,
2002).
Dengan
semakin tumbuh suburnya industri sabun mandi di Indonesia dan tantangan
persaingan global dan era AFTA tahun 2004, maka persaingan akan semakin ketat
dan kemungkinan konsumen memilih produk-produk yang paling menguntungkan atau
dapat memberikan kepuasan yang paling tinggi. Kompetisi merupakan dinamika
alami kehidupan bisnis, namun untuk memenangkan persaingan tidaklah semudah
membalik telapak tangan. Dasar keberhasilan suatu perusahaan adalah kemampuan
menyesuaikan keunggulan bersaing dari organisasi dengan peluang-peluang
mencapai kepuasan pelanggan jangkapanjang. Diperlukan keahlian untuk memonitor
lingkungan, memutuskan kelompok pelanggan yang dilayani, menetapkan spesifik
produk, dan menyeleksi posisi pesaing-pesaing yang dihadapi. Untuk memperoleh
keunggulan bersaing, perusahaan harus dapat memberikan tingkat kepuasan
pelanggan yang tinggi dengan menawarkan nilai superior (superior value)
pada pelanggan melalui harga yang murah dari pada
pesaing-pesaing untuk manfaat yang sama atau manfat-manfat yang lebih unik dari
pada suatu imbangan yang tinggi. Oleh karenanya diperlukan strategi
pengintegrasian multifungsi dan preferensi pelanggan untuk atribut-atribut
produk harus di transformasikan ke dalam desain produk dan panduan produksi.
Keberhasilan dalam mencapai produk dan pelayanan yang berkualitas tinggi
membutuhkan pengetahuan tentang atribut-atribut produk dan kualitas pelayanan
mana yang mendorong kepuasan pelanggan (Craven,
2000 ). Berdasarkan uraian tersebut, maka sangat relevan untuk melakukan
penelitian mengenai persepsi konsumen, karena di era globalisasi saat ini
sangat memungkinkan terjadi perubahan yang cepat di lingkungan bisnis yang
berdampak pada perubahan perilaku konsumen, sehingga pemasar harus dapat
memberikan kepuasan yang tinggi dan dapat bertahan lama dalam persaingan.
Selain itu persepsi berperan penting dalam konsep positioning karena
manusia menafsirkan suatu produk atau merk melalui persepsi. Karena itulah
penulis tertarik untuk melakukan penelitian “Analisis Persaingan dan
Pengelompokan Merk Sabun Mandi Cair terhadap Persepsi Masyarakat di Kota Blitar”.
PERUMUSAN MASALAH
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang
tersebut maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peta posisi persaingan merk
sabun mandi cair berdasarkan persepsi masyarakat di Kota Blitar?
2. Bagaimana pengelompokan posisi merk
sabun mandi cair berdasarkan persepsi masyarakat di Kota Blitar ?
3.
Manakah merk sabun mandi cair yang paling disukai masyarakat di Kota Blitar
berdasarkan atribut-atribut yang dijadikan dasar untuk mempersepsikan sabun
mandi cair?
TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang akan
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis peta posisi
persaingan merk sabun mandi cair berdasarkan persepsi masyarakat di Kota Blitar
2. Untuk menganalisis pengelompokan
posisi merk sabun mandi cair berdasarkan persepsi masyarakat di Kota Blitar.
3.
Untuk menganalisis merk sabun mandi cair manakah yang paling disukai
berdasarkan atribut-atribut determinan yang dipakai dalam mempersepsikan sabun
mandi cair di Kota Blitar.
DATA DAN SUMBER DATA
Dalam penelitian ini, dibutuhkan waktu kurang lebih
tiga bulan, dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2005. Adapun
lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Blitar, yang mencakup tiga kecamatan
yaitu: Kecamatan Sukorejo, Kecamatan Kepanjenkidul, dan Kecamatan Sananwetan.
VARIEBEL PENELITIAN
1. Penelitian Survey
Jenis
penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian survei. Kerlenger (1973) mengemukakan bahwa
penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun
kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari
populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi,
dan hubungan-hubungan antarvariabel sosiologi dan psikologis.
2. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menggunakan data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata,
kalimat, skema dan gambar atau data kualitatif data yang berbentuk angka/data
kualitatif yang diangkakan (Sugiyono;
2002)
MODEL PENELITIAN
Teknik Pengambilan Sampel
1.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga masyarakat Kota Blitar yang berdasarkan kartu keluarga. Jumlah keluarga di Kota Blitar adalah 9.211 keluarga di Kecamatan Sukorejo, 9.186 keluarga di Kecamatan Kepanjenkidul, dan 11.612 keluarga Kecamatan Sananwetan. Jadi secara keseluruhan populasinya berjumlah 30.009 keluarga (BPS Kota Blitar, 2004 per 31 Desember)
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga masyarakat Kota Blitar yang berdasarkan kartu keluarga. Jumlah keluarga di Kota Blitar adalah 9.211 keluarga di Kecamatan Sukorejo, 9.186 keluarga di Kecamatan Kepanjenkidul, dan 11.612 keluarga Kecamatan Sananwetan. Jadi secara keseluruhan populasinya berjumlah 30.009 keluarga (BPS Kota Blitar, 2004 per 31 Desember)
2. Ukuran Sampel
Dalam menentukan ukuran sampel, digunakan pendekatan Slovin yang dikutip Husien Umar (2000) sebagai berikut: n = N/+Ne²
Dalam menentukan ukuran sampel, digunakan pendekatan Slovin yang dikutip Husien Umar (2000) sebagai berikut: n = N/+Ne²
Keterangan:
N = ukuran sampel N = ukuran populasi e = prosentase kelonggaran ketidak
telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolelir Jadi
besarnya populasi (N) dalam penelitian ini dapat diketahui sebesar 30.009 2 1
Ne N n
Metode sampling Metode
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dan
proposional sampling. Proposive sampling digunakan dalam menentukan
populasi target, dan proposional sampling digunakan untuk menetapkan
jumlah sampel pada setiap kecamatan yang ada di Kota Blitar, berdasarkan
karakteristik atau kriteria yang telah ditentukan.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari data primer dan data sekunder.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari data primer dan data sekunder.
1. Data
Primer
Data primer diperoleh dari lapangan dengan melakukan pengamatan, wawancara atau memberikan daftar pertanyaan. Dalam penelitian ini data diperoleh pada penggunaan daftar pertanyaan (questioner) dan digunakan pertanyaan yang sudah menggiring ke jawaban alternatif yang sudah ditetapkan. Sedangkan pertanyaan yang tidak menggiring ke jawaban yang susah ditentukan dan tinggal dipilih dari alternatif yang ditawarkan.
Data primer diperoleh dari lapangan dengan melakukan pengamatan, wawancara atau memberikan daftar pertanyaan. Dalam penelitian ini data diperoleh pada penggunaan daftar pertanyaan (questioner) dan digunakan pertanyaan yang sudah menggiring ke jawaban alternatif yang sudah ditetapkan. Sedangkan pertanyaan yang tidak menggiring ke jawaban yang susah ditentukan dan tinggal dipilih dari alternatif yang ditawarkan.
2. Data
Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau dari pihak lain yang berhubungan dengan obyek penelitian. Adapun yang termasuk dalam data sekunder adalah data mengenai kondisi perusahaan yang mana penulis peroleh dari hasil penelitian dari peneliti sebelumnya atau dengan cara mempelajari studi pustaka atau literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian. Data skunder ini diperoleh dari badan BPS Kota Blitar dan jurnal-jurnal hasil peneliti terdahulu.
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau dari pihak lain yang berhubungan dengan obyek penelitian. Adapun yang termasuk dalam data sekunder adalah data mengenai kondisi perusahaan yang mana penulis peroleh dari hasil penelitian dari peneliti sebelumnya atau dengan cara mempelajari studi pustaka atau literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian. Data skunder ini diperoleh dari badan BPS Kota Blitar dan jurnal-jurnal hasil peneliti terdahulu.
Teknik Analisis Data
Ada 3 teknis yang akan dipakai dalam melakukan analisis atas data, yaitu:
1. analisis deskriptif,
Ada 3 teknis yang akan dipakai dalam melakukan analisis atas data, yaitu:
1. analisis deskriptif,
2. analisis MDS (multidimensional scaling),
3. analisis
cluster.
1. Analisis Deskriptif Analisis
deskriptif adalah untuk menganalisis atribut (daya bersih, aroma, warna, label,
kemasan, merk, dan ukuran) yang dipergunakan responden dalam mempersepsikan
produk sabun mandi cair.
2. Analisis MDS (Multidimensional
Scaling) Analisis MDS menurut Malhorta (2000)
merupakan prosedur untuk menggambarkan persepsi dan preferensi konsumen dalam
sebuah display. Dalam penelitian ini analisis MDS memetakan persepsi
konsumen terhadap delapan merek sabun mandi cair di Kota Blitar. Dan hasilnya
dari pemetaan ini akan diperoleh posisi persaingan dari masing-masing merek
sabun mandi cair berdasarkan atribut yang dipersepsikan konsumen.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis MDS adalah sebagai berikut.
3. Ananlisis Cluster Ananlisis
cluster dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengelompokan merek sabun mandi
atas dasar persepsi konsumen terhadap kesamaan dan ketidaksamaan. Menurut
Malhorta (2000), ananlisis cluster merupakan teknik ananlisis yang digunakan
mengklasifikasikan obyek-obyek menjadi kelompok-kelompok yang relatif homogen.
Dalam analisis cluster terdapat dua macam prosedur untuk pembuat pengelompokan.
G. Definisi Operasional Variabel Variabel-variabel
yang disusun atas permasalahan dan tujuan penelitian, juga diambil dari teori
yaitu konsep persepsi sebagai faktor psikologis yang memengaruhi keputusan pembelian
konsumen, serta berdasarkan pada variabel pengamatan dari penelitian terdahulu.
Dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak variabel yang terkait dengan persepsi
konsumen terhadap sabun mandi cair. Ada tujuh variabel yang dijadikan atribut
determinan sebagai dasar persepsi konsumen terhadap sabun mandi yaitu daya
bersih, aroma, warna, label, kemasan, merek, dan ukuran.
HASIL:
Hipotesis Berdasarkan latar belakang dan tujuan
penelitian serta kajian penelitian terdahulu dan landasan teori, maka hipotesis
yang diajukan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Diduga masing-masing merek sabun
mandi cair mempunyai posisi persaingan yang berbeda berdasarkan persepsi
masyarakat di Kota Blitar
2. Diduga terdapat beberapa kelompok
posisi merek sabun mandi cair berdasarkan persepsi masyarakat di Kota Blitar
3.
Diduga sabun mandi cair merek Lifebuoy paling disukai masyarakat di Kota Blitar
dikarenakan produk sabun mandi cair merek Lifebuoy sering dijumpai atau mudah
untuk mengkonsumsi produk tersebut, baik di toko-toko atau kios kecil-kecil di
Kota Blitar
KESIMPULAN
Jadi setiap kebutuhan masyarakat pasti berbeda-beda
sesuai dengan anggapan masing-masing konsumen dalam menilai produk mana yang
sesuai dengan kebutuhan meraka.tapi dari semuannya para konsumen terlebih
mengutamankan mutu yang didapat juga kualitas yang terjamin sesuai dengan
kebutuhan umum yang merka perlukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar