Kamis, 29 November 2012

PROPOSAL METODE RISET


Nama  : Ratu Gingga Mentari
NPM   : 15210675
Kelas  : 3EA18

Analisis persaingan dan pengelompokan posisi merk sabun  mandi cair terhadap persepsi masyarakat di kota Blitar

Bab 1

Latar Belakang 
Industri sabun mandi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang relatif cukup besar, seiring dengan meningkatnya konsumsi sabun mandi karena kesadaran masyarakat akan kebersihan, dengan semakin tingginya tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi. Industri sabun mandi di Indonesia tercatat sampai dengan Januari 2003 adalah 82 perusahaan sabun mandi. Total produksi sabun mandi di tahun 2003 adalah 192,6 ribu ton, meningkat sebesar 31,2% (Harian Kompas, 2002).
Dengan semakin tumbuh suburnya industri sabun mandi di Indonesia dan tantangan persaingan global dan era AFTA tahun 2004, maka persaingan akan semakin ketat dan kemungkinan konsumen memilih produk-produk yang paling menguntungkan atau dapat memberikan kepuasan yang paling tinggi. Kompetisi merupakan dinamika alami kehidupan bisnis, namun untuk memenangkan persaingan tidaklah semudah membalik telapak tangan. Dasar keberhasilan suatu perusahaan adalah kemampuan menyesuaikan keunggulan bersaing dari organisasi dengan peluang-peluang mencapai kepuasan pelanggan jangkapanjang. Diperlukan keahlian untuk memonitor lingkungan, memutuskan kelompok pelanggan yang dilayani, menetapkan spesifik produk, dan menyeleksi posisi pesaing-pesaing yang dihadapi. Untuk memperoleh keunggulan bersaing, perusahaan harus dapat memberikan tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi dengan menawarkan nilai superior (superior value) pada pelanggan melalui harga yang murah dari pada pesaing-pesaing untuk manfaat yang sama atau manfat-manfat yang lebih unik dari pada suatu imbangan yang tinggi. Oleh karenanya diperlukan strategi pengintegrasian multifungsi dan preferensi pelanggan untuk atribut-atribut produk harus di transformasikan ke dalam desain produk dan panduan produksi. Keberhasilan dalam mencapai produk dan pelayanan yang berkualitas tinggi membutuhkan pengetahuan tentang atribut-atribut produk dan kualitas pelayanan mana yang mendorong kepuasan pelanggan (Craven, 2000 ). Berdasarkan uraian tersebut, maka sangat relevan untuk melakukan penelitian


PERUMUSAN MASALAH

Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peta posisi persaingan merk sabun mandi cair berdasarkan persepsi masyarakat di Kota Blitar?
2. Bagaimana pengelompokan posisi merk sabun mandi cair berdasarkan persepsi masyarakat di Kota Blitar ?
3. Manakah merk sabun mandi cair yang paling disukai masyarakat di Kota Blitar berdasarkan atribut-atribut yang dijadikan dasar untuk mempersepsikan sabun mandi cair?

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis peta posisi persaingan merk sabun mandi cair berdasarkan persepsi masyarakat di Kota Blitar
2. Untuk menganalisis pengelompokan posisi merk sabun mandi cair berdasarkan persepsi masyarakat di Kota Blitar.
3. Untuk menganalisis merk sabun mandi cair manakah yang paling disukai berdasarkan atribut-atribut determinan yang dipakai dalam mempersepsikan sabun mandi cair di Kota Blitar.

LANDASAN TEORI

2.1 Teori
2.1.1 Peranan penting pemasaran
Peranan Penting Pemasaran
 Peran Pemasaran (Kotler, 2001) sangat penting dalam membantu suatu perusahaan untuk meraih peluang-peluang maupun menghadapi tantangan. Karena itu di era globalisasi ini perusahaan harus berjuang menghadapi persaingan global yang semakin ketat, kesenjangan pendapatan, kerusakan lingkungan, kekurangan prasarana, stagnasi ekonomi, ketrampilan buruh yang rendah serta masalah ekonomi, politik, dan sosial lainnya.

2.1.2 Manajemen Pemasaran
Definisi manajemen pemasaran yang disetujui oleh Asosiasi Pemasaran Amerika (Kotler, 2001) sebagai berikut, “…Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.” Definisi tersebut menjelaskan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang melibatkan analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian, yang mencakup barang, jasa dan gagasan dalam pertukaran yang diiginkan dengan pasar sasaran dengan tujuan menghasilkan keputusan bagi pihak-pihak yang terlibat.

2.1.3 Konsep Pemasaran
Konsep Pemasaran (Kotler; 2001) adalah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa kunci dari untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif dari pada pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. Konsep pemasaran bersandar pada empat pilar yaitu: pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasar terpadu, dan profitabilitas. Konsep pemasaran menganut pandangan dari luar ke dalam, yang dimulai dengan orientasi pada pasar dengan mendefinisikan pasar sasaran dengan baik dan cermat, sehingga dapat menyiapkan program pemasaran yang sesuai.

2.1.4 Perilaku Konsumen
Pemahaman yang baik mengenai perilaku konsumen sangat penting dan diperlukan bagi pemasar atau perusahaan, karena dengan pemahaman itu akan memberikan pengetahuan dan informaasi yang diperlukan mengenai bagaimana tindakan konsumen dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya beserta proses pengambilan keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Keberhasilan keputusan-keputusan pemasaran dari suatu perusahaan memerlukan pemahaman dan informasi luas mengenai perilaku konsumen. Banyak contoh nyata dalam praktik menjelaskan bahwa yang membuat keberhasilan suatu perusahaan adalah dapat menerapkan teori dan informasi mengenai perilaku konsumen.

2.1.5 Konsep Persepsi
Menurut Cravens (2004) Persepsi adalah proses dimana individu memilih, mengorganisasikan dan menginterprestasikan input yang berupa informasi untuk menciptakan suatu gambaran dunia yang berarti. disimpulkan bahwa persepsi merupakan hasil dari proses pengamatan terhadap keadaan oleh indra manusia selanjutnya akan menginterprestasikan stimulus yang diterima. Meskipun stimulus yang diterima sama, tetapi akan dapat memiliki arti berbeda-beda pada masing-masing individu, kemudian akan mempengaruhi perilaku dalam tindakan memilih sesuatu.

2.1.6 Model Persepsi Perilaku Konsumen
 Perilaku konsumen secara individu bila dihubungkan dengan persepsi dan preferensi dapat dikategorikan dalam dua proses dasar (Stephen Robbin; 2002) yaitu:
1. Persepsi adalah penilaian individu mengenai tingkat kesamaan dan tingkat perbedaan diantara obyek-obyek yang merupakan rangsangan (stimulus).
2. Preferensi adalah rangkaian obyek yang diberi penilaian sesuai atau mendekati kesesuaian dengan persyaratan yang dikehendaki konsumen.

2.1.7 Penempatan Posisi
 Penentuan posisi (positioning) menurut Craven (2001) merupakan tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berbeda dalam benak pelanggan sasaran. Penentuan posisi merupakan konsep strategis yang penting, karena membantu perusahaan dalam mengkomunikasikan strateginya untuk pasar dan organisasinya sendiri sebaik mengelola hubungannya dengan konsumen. Strategi penentuan posisi dalam program pemasaran merupakan hasil kombinasi antara strategi produk, saluran distribusi, harga dan promosi yang digunakan oleh perusahaan untuk menentukan posisinya terhadap pesaing utama dalam usaha memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar sasaran.

2.2PENELITIAN TERDAHULU

2.2.1 Alifah Ratnawati (1999) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Persepsi Konsumen terhadap Suratkabar Harian di Kota Malang.” Tujuan penelitian ini adalah, pertama, untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap suratkabar yang beredar di Kota Malang. Sehingga dapat diketahui posisi masing-masing suratkabar di antara pesaing-pesaing, dipandang dari sudut pandang konsumen; dan kedua, untuk mengetahui suratkabar yang paling disukai konsumen berdasarkan atribut-atribut yang dijadikan dasar mempersepsikan suratkabar.
2.2.2 Penelitian Sherly Hesti Erawati (1999) dengan judul “Analisis Persepsi Konsumen terhadap Perguruan Tinggi Swasta di Kota Malang: kajian tentang penempatan posisi persaingan PTS.” Tujuan penelitian adalah: pertama, untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap perguruan tinggi swasta (PTS) di Kota Malang; kedua, untuk mengetahui posisi persaingan PTS berdasarkan persepsi konsumen, sehingga diketahui pesaing utama tiap PTS dalam kelompok dan antarkelompok; dan ketiga, untuk mengetahui PTS yang paling disukai konsumen berdasarkan atribut yang digunakan sebagai dasar penilaian mempersepsikan PTS.
2.2.3 Penelitian Mohammad Rifai (1999) dengan judul “Sikap Konsumen Terhadap Atribut Sabun Mandi Kesehatan: studi Merk Lifebuoy dan Nuvo di Kota Jombang.” Atribut yang dugunakan adalah daya bersih, aroma ,warna, label, kemasan, dan merk.
2.2.4 Ibrahim (2001) meniliti sikap konsumen terhadap atribut sabun mandi biasa di Kota Jogjakarta dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Sikap Konsumen terhadap Atribut Sabun Mandi Biasa di Kota Jogjakarta: Studi pada Merek Sabun Mandi Lux dan Giv.” Atribut yang digunakan adalah aroma, harga, kemasan, daya bersih, promosi, merk, warna, label, dan prestise. Teknik analisanya menggunakan Fishbein model dan analysis of variance (anova).

2.3 Hipotesis
 Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian serta kajian penelitian terdahulu dan landasan teori, maka hipotesis yang diajukan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Diduga masing-masing merek sabun mandi cair mempunyai posisi persaingan yang berbeda berdasarkan persepsi masyarakat di Kota Blitar
2. Diduga terdapat beberapa kelompok posisi merek sabun mandi cair berdasarkan persepsi masyarakat di Kota Blitar
3. Diduga sabun mandi cair merek Lifebuoy paling disukai masyarakat di Kota Blitar dikarenakan produk sabun mandi cair merek Lifebuoy sering dijumpai atau mudah untuk mengkonsumsi produk tersebut, baik di toko-toko atau kios kecil-kecil di Kota Blitar


METODELOGI

3.1 Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, dibutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan, dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2005. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Blitar, yang mencakup tiga kecamatan yaitu: Kecamatan Sukorejo, Kecamatan Kepanjenkidul, dan Kecamatan Sananwetan.

3.2 VARIABEL PENELITIAN
       1.     Penelitian Survey
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian survei. Kerlenger (1973) mengemukakan bahwa penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antarvariabel sosiologi dan psikologis.

    2. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar atau data kualitatif data yang berbentuk angka/data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono; 2002)

3.3 Tahapan

Dalam melakukan penelitian terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum sebuah tulisan dapat dikatakan sebagai penelitian.
1.       Menentukan tema
2.       Menentukan latar belakang masalah
3.       Menentukan masalah dan tujuan
4.       Mencari teori yang terkain dengan penelitian
5.       Menentukan hipotesis dan variabel
6.       Mementukan data dan sumber data yang digunakan
7.       Menentukan alat analisis dan metode penelitian
8.       Melakukan pengambilan data
9.       Mengumpulkan hasil penelitian
10.   Menganalisi hasil penelitian
11.   Memberikan kesimpulan terhadap hasil penelitian

3.4 Model Penelitian

 Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi 
 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga masyarakat Kota Blitar yang berdasarkan kartu keluarga. Jumlah keluarga di Kota Blitar adalah 9.211 keluarga di Kecamatan Sukorejo, 9.186 keluarga di Kecamatan Kepanjenkidul, dan 11.612 keluarga Kecamatan Sananwetan. Jadi secara keseluruhan populasinya berjumlah 30.009 keluarga (BPS Kota Blitar, 2004 per 31 Desember)

 2. Ukuran Sampel 
 Dalam menentukan ukuran sampel, digunakan pendekatan Slovin yang dikutip Husien Umar (2000) sebagai berikut: n = N/+Ne²

Keterangan: N = ukuran sampel N = ukuran populasi e = prosentase kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolelir Jadi besarnya populasi (N) dalam penelitian ini dapat diketahui sebesar 30.009 2 1 Ne N n

 Metode sampling 
 Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dan proposional sampling. Proposive sampling digunakan dalam menentukan populasi target, dan proposional sampling digunakan untuk menetapkan jumlah sampel pada setiap kecamatan yang ada di Kota Blitar, berdasarkan karakteristik atau kriteria yang telah ditentukan.

Teknik Pengumpulan Data
 Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari data primer dan data sekunder.

 1. Data Primer 
 Data primer diperoleh dari lapangan dengan melakukan pengamatan, wawancara atau memberikan daftar pertanyaan. Dalam penelitian ini data diperoleh pada penggunaan daftar pertanyaan (questioner) dan digunakan pertanyaan yang sudah menggiring ke jawaban alternatif yang sudah ditetapkan. Sedangkan pertanyaan yang tidak menggiring ke jawaban yang susah ditentukan dan tinggal dipilih dari alternatif yang ditawarkan

 2. Data Sekunder  
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau dari pihak lain yang berhubungan dengan obyek penelitian. Adapun yang termasuk dalam data sekunder adalah data mengenai kondisi perusahaan yang mana penulis peroleh dari hasil penelitian dari peneliti sebelumnya atau dengan cara mempelajari studi pustaka atau literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian. Data skunder ini diperoleh dari badan BPS Kota Blitar dan jurnal-jurnal hasil peneliti terdahulu.

Teknik Analisis Data 
 Ada 3 teknis yang akan dipakai dalam melakukan analisis atas data, yaitu: 
 1. analisis deskriptif,
 2. analisis MDS (multidimensional scaling),
 3. analisis cluster.

1. Analisis Deskriptif  
Analisis deskriptif adalah untuk menganalisis atribut (daya bersih, aroma, warna, label, kemasan, merk, dan ukuran) yang dipergunakan responden dalam mempersepsikan produk sabun mandi cair. 

2. Analisis MDS (Multidimensional Scaling)
 Analisis MDS menurut Malhorta (2000) merupakan prosedur untuk menggambarkan persepsi dan preferensi konsumen dalam sebuah display. Dalam penelitian ini analisis MDS memetakan persepsi konsumen terhadap delapan merek sabun mandi cair di Kota Blitar. Dan hasilnya dari pemetaan ini akan diperoleh posisi persaingan dari masing-masing merek sabun mandi cair berdasarkan atribut yang dipersepsikan konsumen. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis MDS adalah sebagai berikut.

3. Ananlisis Cluster
 Ananlisis cluster dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengelompokan merek sabun mandi atas dasar persepsi konsumen terhadap kesamaan dan ketidaksamaan. Menurut Malhorta (2000), ananlisis cluster merupakan teknik ananlisis yang digunakan mengklasifikasikan obyek-obyek menjadi kelompok-kelompok yang relatif homogen. Dalam analisis cluster terdapat dua macam prosedur untuk pembuat pengelompokan.

G. Definisi Operasional Variabel  
Variabel-variabel yang disusun atas permasalahan dan tujuan penelitian, juga diambil dari teori yaitu konsep persepsi sebagai faktor psikologis yang memengaruhi keputusan pembelian konsumen, serta berdasarkan pada variabel pengamatan dari penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak variabel yang terkait dengan persepsi konsumen terhadap sabun mandi cair. Ada tujuh variabel yang dijadikan atribut determinan sebagai dasar persepsi konsumen terhadap sabun mandi yaitu daya bersih, aroma, warna, label, kemasan, merek, dan ukuran.

HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Deskripsi Responden
 Deskripsi responden dalam penelitian ini dibedakan atas:
a. karakteristik demografi responden, yang meliputi tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan, dan jumlah keluarga.
b. profil perilaku, yang meliputi: pengguna atau tidak menggunakan sabun mandi cair, merek sabun mandi cair yang dipakai sekarang, berapa banyak setiap kali membeli dalam satu bulan, berapa kali membeli dalam satu bulan, merek sabun mandi cair yang pernah dipakai, merek sabun mandi cair yang dikenal atau yang tidak diketahui.
c. karakteristik responden masing-masing merek sabun mandi cair yang merupakan suatu keterkaitan karakteristik demografi responden dengan masing-masing merek sabun mandi cair.

METODOLOGI (Metode Riset)


NAMA  : Ratu Gingga Mentari
NPM      : 15210675
KELAS : 3EA18

Analisis persaingan dan pengelompokan posisi merk sabun  mandi cair terhadap persepsi masyarakat di kota Blitar

Bab III

Metodologi Penelitian

3.1 Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, dibutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan, dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2005. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Blitar, yang mencakup tiga kecamatan yaitu: Kecamatan Sukorejo, Kecamatan Kepanjenkidul, dan Kecamatan Sananwetan.

3.2 Variabel

VARIEBEL PENELITIAN 

       1.     Penelitian Survey
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian survei. Kerlenger (1973) mengemukakan bahwa penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antarvariabel sosiologi dan psikologis.

    2. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar atau data kualitatif data yang berbentuk angka/data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono; 2002)

3.3 Tahapan

Dalam melakukan penelitian terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum sebuah tulisan dapat dikatakan sebagai penelitian.
1.       Menentukan tema
2.       Menentukan latar belakang masalah
3.       Menentukan masalah dan tujuan
4.       Mencari teori yang terkain dengan penelitian
5.       Menentukan hipotesis dan variabel
6.       Mementukan data dan sumber data yang digunakan
7.       Menentukan alat analisis dan metode penelitian
8.       Melakukan pengambilan data
9.       Mengumpulkan hasil penelitian
10.   Menganalisi hasil penelitian
11.   Memberikan kesimpulan terhadap hasil penelitian

3.4 Model Penelitian

 Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga masyarakat Kota Blitar yang berdasarkan kartu keluarga. Jumlah keluarga di Kota Blitar adalah 9.211 keluarga di Kecamatan Sukorejo, 9.186 keluarga di Kecamatan Kepanjenkidul, dan 11.612 keluarga Kecamatan Sananwetan. Jadi secara keseluruhan populasinya berjumlah 30.009 keluarga (BPS Kota Blitar, 2004 per 31 Desember)

 2. Ukuran Sampel 
 Dalam menentukan ukuran sampel, digunakan pendekatan Slovin yang dikutip Husien Umar (2000) sebagai berikut: n = N/+Ne²

Keterangan: N = ukuran sampel N = ukuran populasi e = prosentase kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolelir Jadi besarnya populasi (N) dalam penelitian ini dapat diketahui sebesar 30.009 2 1 Ne N n

 Metode sampling
 Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dan proposional sampling. Proposive sampling digunakan dalam menentukan populasi target, dan proposional sampling digunakan untuk menetapkan jumlah sampel pada setiap kecamatan yang ada di Kota Blitar, berdasarkan karakteristik atau kriteria yang telah ditentukan.

Teknik Pengumpulan Data
 Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari data primer dan data sekunder.

 1. Data Primer  
Data primer diperoleh dari lapangan dengan melakukan pengamatan, wawancara atau memberikan daftar pertanyaan. Dalam penelitian ini data diperoleh pada penggunaan daftar pertanyaan (questioner) dan digunakan pertanyaan yang sudah menggiring ke jawaban alternatif yang sudah ditetapkan. Sedangkan pertanyaan yang tidak menggiring ke jawaban yang susah ditentukan dan tinggal dipilih dari alternatif yang ditawarkan

 2. Data Sekunder
 Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau dari pihak lain yang berhubungan dengan obyek penelitian. Adapun yang termasuk dalam data sekunder adalah data mengenai kondisi perusahaan yang mana penulis peroleh dari hasil penelitian dari peneliti sebelumnya atau dengan cara mempelajari studi pustaka atau literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian. Data skunder ini diperoleh dari badan BPS Kota Blitar dan jurnal-jurnal hasil peneliti terdahulu.

Teknik Analisis Data 
 Ada 3 teknis yang akan dipakai dalam melakukan analisis atas data, yaitu: 
 1. analisis deskriptif,
 2. analisis MDS (multidimensional scaling),
 3. analisis cluster.

1. Analisis Deskriptif
 Analisis deskriptif adalah untuk menganalisis atribut (daya bersih, aroma, warna, label, kemasan, merk, dan ukuran) yang dipergunakan responden dalam mempersepsikan produk sabun mandi cair. 

2. Analisis MDS (Multidimensional Scaling)
 Analisis MDS menurut Malhorta (2000) merupakan prosedur untuk menggambarkan persepsi dan preferensi konsumen dalam sebuah display. Dalam penelitian ini analisis MDS memetakan persepsi konsumen terhadap delapan merek sabun mandi cair di Kota Blitar. Dan hasilnya dari pemetaan ini akan diperoleh posisi persaingan dari masing-masing merek sabun mandi cair berdasarkan atribut yang dipersepsikan konsumen. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis MDS adalah sebagai berikut.

3. Ananlisis Cluster  
Ananlisis cluster dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengelompokan merek sabun mandi atas dasar persepsi konsumen terhadap kesamaan dan ketidaksamaan. Menurut Malhorta (2000), ananlisis cluster merupakan teknik ananlisis yang digunakan mengklasifikasikan obyek-obyek menjadi kelompok-kelompok yang relatif homogen. Dalam analisis cluster terdapat dua macam prosedur untuk pembuat pengelompokan.

G. Definisi Operasional Variabel  
Variabel-variabel yang disusun atas permasalahan dan tujuan penelitian, juga diambil dari teori yaitu konsep persepsi sebagai faktor psikologis yang memengaruhi keputusan pembelian konsumen, serta berdasarkan pada variabel pengamatan dari penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak variabel yang terkait dengan persepsi konsumen terhadap sabun mandi cair. Ada tujuh variabel yang dijadikan atribut determinan sebagai dasar persepsi konsumen terhadap sabun mandi yaitu daya bersih, aroma, warna, label, kemasan, merek, dan ukuran.