Kamis, 29 November 2012

Landasan Teori (Metode Riset)


Landasan Teori (Metode Riset)
Nama  : Ratu Gingga Mentari
NPM   : 15210675
Kelas  : 3EA18

Analisis persaingan dan pengelompokan posisi merk sabun  mandi cair terhadap persepsi masyarakat di kota Blitar

Bab II


2.1 Teori
2.1.1 Peranan penting pemasaran
Peranan Penting Pemasaran Peran Pemasaran (Kotler, 2001) sangat penting dalam membantu suatu perusahaan untuk meraih peluang-peluang maupun menghadapi tantangan. Karena itu di era globalisasi ini perusahaan harus berjuang menghadapi persaingan global yang semakin ketat, kesenjangan pendapatan, kerusakan lingkungan, kekurangan prasarana, stagnasi ekonomi, ketrampilan buruh yang rendah serta masalah ekonomi, politik, dan sosial lainnya.
2.1.2 Manajemen Pemasaran
Definisi manajemen pemasaran yang disetujui oleh Asosiasi Pemasaran Amerika (Kotler, 2001) sebagai berikut, “…Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.” Definisi tersebut menjelaskan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang melibatkan analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian, yang mencakup barang, jasa dan gagasan dalam pertukaran yang diiginkan dengan pasar sasaran dengan tujuan menghasilkan keputusan bagi pihak-pihak yang terlibat.


2.1.3 Konsep Pemasaran
Konsep Pemasaran (Kotler; 2001) adalah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa kunci dari untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif dari pada pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. Konsep pemasaran bersandar pada empat pilar yaitu: pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasar terpadu, dan profitabilitas. Konsep pemasaran menganut pandangan dari luar ke dalam, yang dimulai dengan orientasi pada pasar dengan mendefinisikan pasar sasaran dengan baik dan cermat, sehingga dapat menyiapkan program pemasaran yang sesuai.
2.1.4 Perilaku Konsumen
Pemahaman yang baik mengenai perilaku konsumen sangat penting dan diperlukan bagi pemasar atau perusahaan, karena dengan pemahaman itu akan memberikan pengetahuan dan informaasi yang diperlukan mengenai bagaimana tindakan konsumen dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya beserta proses pengambilan keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Keberhasilan keputusan-keputusan pemasaran dari suatu perusahaan memerlukan pemahaman dan informasi luas mengenai perilaku konsumen. Banyak contoh nyata dalam praktik menjelaskan bahwa yang membuat keberhasilan suatu perusahaan adalah dapat menerapkan teori dan informasi mengenai perilaku konsumen.

2.1.5 Konsep Persepsi
Menurut Cravens (2004) Persepsi adalah proses dimana individu memilih, mengorganisasikan dan menginterprestasikan input yang berupa informasi untuk menciptakan suatu gambaran dunia yang berarti. disimpulkan bahwa persepsi merupakan hasil dari proses pengamatan terhadap keadaan oleh indra manusia selanjutnya akan menginterprestasikan stimulus yang diterima. Meskipun stimulus yang diterima sama, tetapi akan dapat memiliki arti berbeda-beda pada masing-masing individu, kemudian akan mempengaruhi perilaku dalam tindakan memilih sesuatu.



2.1.6 Model Persepsi Perilaku Konsumen

 Perilaku konsumen secara individu bila dihubungkan dengan persepsi dan preferensi dapat dikategorikan dalam dua proses dasar (Stephen Robbin; 2002) yaitu:
1. Persepsi adalah penilaian individu mengenai tingkat kesamaan dan tingkat perbedaan diantara obyek-obyek yang merupakan rangsangan (stimulus).
2. Preferensi adalah rangkaian obyek yang diberi penilaian sesuai atau mendekati kesesuaian dengan persyaratan yang dikehendaki konsumen.

2.1.7 Penempatan Posisi

 Penentuan posisi (positioning) menurut Craven (2001) merupakan tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berbeda dalam benak pelanggan sasaran. Penentuan posisi merupakan konsep strategis yang penting, karena membantu perusahaan dalam mengkomunikasikan strateginya untuk pasar dan organisasinya sendiri sebaik mengelola hubungannya dengan konsumen. Strategi penentuan posisi dalam program pemasaran merupakan hasil kombinasi antara strategi produk, saluran distribusi, harga dan promosi yang digunakan oleh perusahaan untuk menentukan posisinya terhadap pesaing utama dalam usaha memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar sasaran.

2.2 Penelitian terdahulu
2.2.1 Alifah Ratnawati (1999) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Persepsi Konsumen terhadap Suratkabar Harian di Kota Malang.” Tujuan penelitian ini adalah, pertama, untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap suratkabar yang beredar di Kota Malang. Sehingga dapat diketahui posisi masing-masing suratkabar di antara pesaing-pesaing, dipandang dari sudut pandang konsumen; dan kedua, untuk mengetahui suratkabar yang paling disukai konsumen berdasarkan atribut-atribut yang dijadikan dasar mempersepsikan suratkabar.
2.2.2 Penelitian Sherly Hesti Erawati (1999) dengan judul “Analisis Persepsi Konsumen terhadap Perguruan Tinggi Swasta di Kota Malang: kajian tentang penempatan posisi persaingan PTS.” Tujuan penelitian adalah: pertama, untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap perguruan tinggi swasta (PTS) di Kota Malang; kedua, untuk mengetahui posisi persaingan PTS berdasarkan persepsi konsumen, sehingga diketahui pesaing utama tiap PTS dalam kelompok dan antarkelompok; dan ketiga, untuk mengetahui PTS yang paling disukai konsumen berdasarkan atribut yang digunakan sebagai dasar penilaian mempersepsikan PTS.
2.2.3 Penelitian Mohammad Rifai (1999) dengan judul “Sikap Konsumen Terhadap Atribut Sabun Mandi Kesehatan: studi Merk Lifebuoy dan Nuvo di Kota Jombang.” Atribut yang dugunakan adalah daya bersih, aroma ,warna, label, kemasan, dan merk.
2.2.4 Ibrahim (2001) meniliti sikap konsumen terhadap atribut sabun mandi biasa di Kota Jogjakarta dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Sikap Konsumen terhadap Atribut Sabun Mandi Biasa di Kota Jogjakarta: Studi pada Merek Sabun Mandi Lux dan Giv.” Atribut yang digunakan adalah aroma, harga, kemasan, daya bersih, promosi, merk, warna, label, dan prestise. Teknik analisanya menggunakan Fishbein model dan analysis of variance (anova).

2.3 Hipotesis
 Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian serta kajian penelitian terdahulu dan landasan teori, maka hipotesis yang diajukan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Diduga masing-masing merek sabun mandi cair mempunyai posisi persaingan yang berbeda berdasarkan persepsi masyarakat di Kota Blitar
2. Diduga terdapat beberapa kelompok posisi merek sabun mandi cair berdasarkan persepsi masyarakat di Kota Blitar
3. Diduga sabun mandi cair merek Lifebuoy paling disukai masyarakat di Kota Blitar dikarenakan produk sabun mandi cair merek Lifebuoy sering dijumpai atau mudah untuk mengkonsumsi produk tersebut, baik di toko-toko atau kios kecil-kecil di Kota Blitar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar